Susu

Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia, salah satunya manusia. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yogurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya untuk konsumsi manusia.

Pada awal abad ke-20, susu sapi mulai meraih popularitas di Indonesia seiring dengan masuknya pengaruh Barat dan berkembangnya industri susu lokal. Konsumsi susu sapi di negara ini telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Meskipun masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi susu dalam jumlah yang lebih rendah, mereka lebih cenderung memilih kopi hitam dan menghindari produk Barat seperti yogurt dan keju.

Sejarah industri susu di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga periode utama: periode pengembangan sebelum tahun 1980, periode peningkatan populasi yang cepat dari tahun 1980 hingga 1997, dan periode stagnansi mulai tahun 1997 hingga saat ini.

Pada saat periode ini mengindikasikan bahwa meskipun konsumsi susu sapi telah ada sejak sebelum tahun 1980, pertumbuhan yang signifikan dalam konsumsi terjadi setelah periode tersebut. Sejak tahun 2000-an, permintaan akan pasokan susu yang aman dan berkualitas telah meningkat, mendorong peningkatan konsumsi susu sapi per kapita di Indonesia. Proyeksi masa depan menunjukkan bahwa tren ini akan terus berlanjut seiring dengan peningkatan tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat.

Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur produktif, susu membantu pertumbuhan mereka.[1] Sementara itu, untuk orang yang lanjut usia, susu membantu menopang tulang agar tidak keropos. Susu secara alami mengandung nutrisi penting, seperti bermacam-macam vitamin, protein, kalsium, magnesium (Mg), fosforus (P), dan seng (Zn), pendapat lain menambahkan bahwa susu mengandung mineral dan lemak. Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan untuk meminum susu. Sekarang banyak susu yang dikemas dalam bentuk yang unik. Tujuannya agar orang tertarik untuk membeli dan minum susu. Ada juga susu yang berbentuk fermentasi.

Sejarah

Pada zaman dahulu, susu telah dipakai sebagai bahan pokok pangan manusia. Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki kelenjar susu, seperti sapi, kuda dan domba. Sapi dan domba mulai dijinakkan sejak 8000 SM untuk diambil daging, bulu dan susunya. Di Timur Tengah, susu bahkan terfermentasi menjadi keju oleh para pengembara gurun di sana. Diperkirakan susu mulai masuk ke dataran Eropa pada abad 5000 SM melewati daerah Anatolia. Sementara, susu mulai masuk ke Inggris pada periode Neolitik.

Penggunaan keju dan susu dari Timur Tengah lewat Turki mulai dikenal oleh bangsa Eropa pada zaman Pertengahan. Kemudian, pada abad ke-15, para pelaut mulai membawa sapi perah untuk dipelihara dan diternakkan di dataran Eropa untuk konsumsi susu. Bangsa Indonesia mulai mengonsumsi susu pada masa abad ke-19 dan 20 dengan mengikuti orang Belanda yang terbiasa meminumnya.

Nutrisi hewan mamalia

Sebagian besar hewan mamalia, termasuk manusia, susu diberikan oleh induk melalui kelenjar susu induk. Beberapa kebudayaan meneruskan kebiasaan memberi air susu kepada bayi nya hingga umurnya mencapai 7 tahun.Sedangkan pada ternak, khususnya sapi, anak sapi diberikan susu selama sekitar 3 bulan, tetapi bisa disapih lebih dini dengan pemberian pakan brangkasan jagung 

Gizi untuk manusia

Di beberapa negara, terutama di Eropa, meminum susu telah menjadi kebiasaan yang lumrah dilakukan setiap sarapan. Susu terus diproduksi dengan cara mendirikan peternakan sapi perah. Pada zaman ini, susu tidak hanya diminum, melainkan diolah menjadi mentega, yogurt, bahkan es krim. Susu pun terus dikembangkan seiring dengan kemajuan zaman. Di Eropa, industri susu sangat maju dalam hal teknologi dan kualitas susu itu sendiri. Susu yang diproduksi di Eropa, rata-rata mengandung kandungan gizi yang tinggi. Susu mengandung banyak sekali kalsium yang dapat menguatkan tulang.

Sumber susu

Susu tidak hanya dari sapi, tetapi juga dari beberapa hewan mamalia lainnya yang dihasilkan melalui peternakan susu. Susu dari jenis hewan ternak selain sapi diantaranya:

Di Rusia dan daerah Laplandia, sejenis peternakan rusa perah dibuat untuk logistik susu di beberapa daerah di lingkar kutub utara. Susu kuda dan keledai mengandungi lemak sekitar 50% lebih rendah dari susu sapi. Susu paus mengandung kandungan lemak terbesar, yaitu 50% dari kadar susu tersebut. Namun, susu paus tidak dikonsumsi oleh manusia.